THE BEST SIDE OF AGEN SLOT RUMAHBOLA

The best Side of Agen slot rumahbola

The best Side of Agen slot rumahbola

Blog Article

Namun kain yang ditenun dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun ini sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan, yakni pada pertengahan abad ke-9, jauh sebelum masyarakat Eropa yang baru mengenalnya pada abad ke-17, dan populer di Perancis pada abad ke-eighteen.

Orang eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah bugis adalah orang Potugis. Para pedagang eropa itu mula-mula mendarat dipesisir barat sulawesi selatan pada tahun 1530.

Bannang-Bannang: Merupakan kue yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan gula merah dan air, kemudian dicetak menggunakan mangkuk dan digoreng. Kue ini hanya dibuat pada saat ada pesta perkawinan untuk menjamu para tamu.

Tari Bunting Berua: Sebuah tradisi seni tari yang diciptakan untuk menyemarakkan suatu pesta adat perkawinan Bugis-Makassar maknanya adalah memberi suasana gembira dan bahagia bagi kedua mempelai dan segenap keluarga. Karena itu, Tari Bunting Berua ini hanya khusus dipersembahkan di dalam acara-acara pesta perkawinan adat Bugis-Makassar, lebih khusus perkawinan sebuah keluarga terpandang (bangsawan).

Seperti halnya dengan wujud-wujud kebudayaan lainnya. Penciptaan tulisan pun diciptakan karena adanya kebutuhan manusia untuk mengabdikan hasil-hasil pemikiran mereka. Kata lontaraq berasal dari Bahasa Bugis/Makassar yang berarti daun lontar.

Asal usul orang bugis hingga kini masih tidak jelas dan tidak pasti berbeda dengan wilayah Indonesia. Bagian barat Sulawesi selatan tidak memiliki monument (hindu atau budha) atau prasasti baik itu dari batu maupun dari logam, yang memungkinkan dibuatnya suatu kerangka acuan yang cukup memadai untuk menelusuri sejarah orang bugis Sejak abad sebelum masehi hingga kemasa ketika sumber-sumber tertulis barat cukup banyak tersedia. Sumber tertulis setempat yang dapat diandalkan hanya berisi informasi abad ke 15 dan sesudahnya,

Tipologi kedua rumah ini adalah sama-sama rumah panggung, lantainya mempunyai jarak tertentu dengan tanah, bentuk denahnya sama yaitu empat persegi panjang. Perbedaannya adalah saoraja dalam ukuran yang lebih luas begitu juga dengan tiang penyangganya, atap berbentuk prisma sebagai penutup bubungan yang biasa disebut timpak laja yang bertingkat-tingkat antara tiga sampai lima sesuai dengan kedudukan penghuninya.

Tari Mallangiri: Tarian kolosal yang dimaksudkan sebagai penanda masa Rumahbola panen yang diawali dengan ritual pencucian benda-benda pusaka berupa batu mulia. Konon, pencucian benda pusaka dipercaya untuk memicu hasil panen supaya melimpah. Ini merupakan suatu prosesi pencucian benda-benda pusaka dan prapanen sekaligus menjadi penanda panen.

Peninggalan peradaban di masa tersebutditemukan di gua-gua bukit kapur daerah Maros kurang lebih thirty km dariMakassar, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Peninggalan prasejarah lainnyayang berupa alat batu peeble dan flake serta fosil babi dan gajah yang telah punah,dikumpulkan dari teras sungai di Lembah Wallanae, diantara Soppeng danSengkang, Sulawesi Selatan.

Begitu tinggi makna dari siri ini hingga dalam masyarakat bugis, kehilangan harga diri seseorang hanya dapat dikembalikan dengan bayaran nyawa oleh si pihak lawan bahkan yang bersangkutan sekalipun.

Bagi orang bugis menjadikan islam sebagai Integral dan esensial dari adat istiadat budaya mereka. Meskipun demikian pada saat yang sama berbagai kepercayaan peninggalan pra-islam tetap mereka pertahankan sampai abad ke twenty salah satu peninggalan dari jaman pra islam itu yang mungkin paling menarik adalah Tradisi Para Bissu (Pendeta Waria).

Mengucapkan doa sebelum keluar rumah merupakan tradisi yang sudah diajarkan sejak dahulu dan masih relevan hingga saat ini.

Artinya Barang siapa yang tidak punya siri, maka dia bukanlah siapa-siapa, melainkan hanya seekor binatang. Namun saat ini adat istiadat tersebut sudah tidak dilakukan lagi dikarenakan pengaruh budaya Islam yang masuk sejak tahun 1600-an

Tari Mappadendang/Padendang: Tarian yang dilakukan oleh four pria dan six wanita berpakaian adat passapu baju bodo yang mengelilingi lesung, kemudian mappadendang dengan memukulkan ujung alu pada pinggiran lesung secara bergiliran dengan irama tertentu, dalam suasana gembira dan penuh semangat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan panen. Tarian ini dilakukan dalam upacara Mappadendang dalam rangka menyatakan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena keberhasilan panen.

Report this page